Fenomena Wisatawan Malaysia dan Tantangan Penurunan Kunjungan dari Singapura

RESPONRADIO.COM | SUMATERA BARAT – Di awal tahun 2024, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terus menarik perhatian wisatawan mancanegara, dengan Malaysia memimpin dalam jumlah kunjungan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, pada bulan Januari 2024, sebanyak 3.903 wisatawan asal Negeri Jiran berkeliling di Ranah Minang. Fenomena Wisatawan Malaysia ini menunjukkan bahwa daya tarik alam, budaya, dan keunikan Sumbar masih menjadi daya magnet utama bagi para pelancong Malaysia.

Pusat Statistik Provinsi Sumbar, Sugeng Arianto, menyatakan bahwa Bandara Internasional Minangkabau menjadi pintu gerbang utama bagi kunjungan wisatawan asing. Total 4.689 orang melangkahkan kakinya di bumi Minang selama bulan Januari 2024. Selain Malaysia, beberapa negara juga turut meramaikan deretan pengunjung, seperti Australia (70 orang), Prancis (33 orang), Belanda (25 orang), dan Jepang (24 orang).

Baca Juga : Forum Komunikasi Pelaku Usaha Daerah DPMPTSP Sumatera Barat di Hotel Saga Murni

Namun, meskipun angka kunjungan wisatawan asing tetap menggembirakan, terjadi penurunan sebesar 30,12 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada Desember 2023, Sumbar mencatat jumlah kunjungan mencapai 6.710 orang. Hal ini menggambarkan adanya fluktuasi dalam industri pariwisata Ranah Minang.

Menariknya, Singapura mengalami penurunan kunjungan paling signifikan, mencapai 74,67 persen. BPS mencatat bahwa hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Sumbar. Meskipun negara tetangga masih menjadi pemimpin kunjungan, penurunan signifikan dari Singapura menjadi fokus utama untuk dipahami dan diatasi.

Fenomena Wisatawan Malaysia dan Tantangan Penurunan Kunjungan dari Singapura

Sugeng Arianto juga memberikan insight terkait rata-rata lama menginap tamu asing di hotel-hotel bintang di Sumbar. Secara keseluruhan, angka tersebut mencapai 1,21 hari. Meskipun terjadi penurunan tipis sebanyak 0,03 hari dibandingkan Desember 2023, namun perlu dicatat bahwa ini adalah gambaran umum. Jika kita memperinci menurut kelas hotel, tamu asing cenderung menginap lebih lama di hotel bintang tiga dengan rata-rata 1,50 hari. Sementara itu, hotel bintang dua mencatat 1,47 hari, hotel bintang empat 1,33 hari, dan hotel bintang satu 1,15 hari.

Baca Juga : Sinergi Karantina Sumatera Barat dan Garuda Indonesia: Mendorong Ekspor Komoditas untuk Pertumbuhan Ekonomi Sumbar

Tantangan utama yang dihadapi Sumbar adalah bagaimana menjaga daya tariknya. Terutama di mata wisatawan Singapura yang mengalami penurunan kunjungan yang cukup drastis. Upaya pemasaran yang kreatif, peningkatan kualitas layanan, dan kerjasama antarstakeholder pariwisata menjadi kunci untuk mempertahankan dan meningkatkan jumlah pengunjung di masa mendatang. Sumbar masih memiliki potensi besar untuk bersinar dalam peta pariwisata nasional, dan dengan strategi yang tepat, fenomena penurunan ini bisa menjadi tantangan yang menghasilkan inovasi positif dalam pengelolaan pariwisata di Ranah Minang.(*)

Buka chat
1
Scan the code
Hello 👋
Apa yang dapat kami bantu?