RESPONRADIO.COM | NASIONAL – Situasi udara di DKI Jakarta memang sedang menjadi sorotan, terutama karena kualitas udaranya yang tidak sehat. Menurut data dari situs pemantau kualitas udara IQAir, Jakarta pada Sabtu pagi menjadi yang terburuk keempat di dunia. Pukul 05.25 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta mencapai 163. Dengan angka partikel halus (PM) 2.5, masuk dalam kategori tidak sehat.
Perbandingannya dengan kota lain juga cukup mencengangkan. Kota Kathmandu, Nepal, menduduki peringkat teratas dengan AQI 206. Diikuti oleh Delhi, India, dengan AQI 197, dan Chiang Mai, Thailand, dengan AQI 170. Ini menunjukkan bahwa masalah kualitas udara bukan hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga menjadi perhatian global.
Baca Juga : Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Persiapkan Rancangan Peraturan untuk Antisipasi Perkembangan Teknologi
Jakarta Masuk Empat Besar Kualitas Udara Terburuk di Dunia: Data dan Dampaknya
Namun, ada juga data yang menyebutkan bahwa kualitas udara secara keseluruhan di Jakarta masih dalam kategori sedang. Menurut informasi dari Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. Ini berarti meskipun ada beberapa area yang memiliki tingkat polusi udara yang tinggi, secara keseluruhan Jakarta masih dalam kategori yang relatif aman bagi manusia dan hewan. Tetapi dapat berdampak pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.
Baca Juga : Tantangan dan Peluang Menuju Indonesia Emas 2045: Perjalanan Menuju Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Beberapa wilayah di Jakarta juga dipantau, seperti Bundaran HI (86), Kelapa Gading (85), Jagakarsa (74), Kebon Jeruk (98), dan Lubang Buaya (88). Data ini memberikan gambaran yang lebih rinci tentang bagaimana kualitas udara bervariasi di berbagai bagian kota.
Dengan begitu banyak perhatian terhadap masalah ini, diharapkan akan ada langkah-langkah lebih lanjut untuk mengatasi polusi udara di Jakarta dan meningkatkan kualitas udara bagi semua penduduknya.(*)