RESPONRADIO.COM | SUMATERA BARAT – Kerusakan parah pada Jalan Nasional yang menghubungkan Jalan Padang Solok Selatan di kawasan Aie Dingin, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, telah menarik perhatian Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi. Kunjungan lapangan yang dilakukan pada Selasa mengungkapkan bahwa kerusakan ini diduga kuat akibat dari aktivitas penambangan galian C tanpa izin. Kondisi ini telah menyebabkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan di kalangan masyarakat lokal serta pemerintah, termasuk Menteri PUPR yang telah mengeluhkan situasi tersebut.
Selama peninjauan, ditemukan beberapa tambang yang beroperasi tanpa izin, yang langsung dihentikan oleh gubernur. Ini merupakan langkah awal untuk mengatasi masalah kerusakan jalan sepanjang kurang lebih 20 kilometer tersebut. Peninjauan lebih lanjut pada lima titik kerusakan terparah menunjukkan bukti adanya kerusakan signifikan pada jalan dan bangunan rumah warga, yang disebabkan oleh aktivitas tambang di sekitar area tersebut.
Baca Juga : Pelantikan 6 Pejabat Tinggi Pratama di Agam: Peran Strategis dalam Mewujudkan Visi Pembangunan
Gubernur Mahyeldi telah menginstruksikan jajaran provinsi, termasuk Dinas ESDM, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas BMCKTR, untuk menyelidiki dan mengidentifikasi penyebab utama dari kerusakan jalan ini. Hasil awal peninjauan menunjukkan bahwa aktivitas tambang di sisi timur jalan menyebabkan luncuran air galian tambang yang tidak terkendali, yang kemudian menyebabkan longsoran dan jalan terban di sisi barat.
Menyelamatkan Jalan Padang-Solok Selatan: Upaya Gubernur Sumbar Atasi Dampak Penambangan Galian C
Dalam menghadapi situasi ini, Gubernur menekankan pentingnya tindakan tegas untuk menghentikan aliran air dari galian tambang, baik melalui pembuatan saluran yang benar atau melalui evaluasi ulang terhadap operasi tambang tersebut. Hal ini menjadi penting untuk menjaga ruas jalan nasional yang vital bagi akses ke Solok Selatan. Yang jika tidak ditangani dengan serius, diperkirakan tidak akan bisa diselamatkan. Dan akan berdampak negatif pada ratusan ribu warga yang bergantung pada jalan tersebut.
Baca Juga : Bantuan Pangan dari PT Charoen Pokphand Foundation Indonesia untuk Korban Bencana di Sumatera Barat
Kepala BPJN Sumbar, Thabrani, menambahkan bahwa ruas jalan di Aie Dingin sangat rawan longsor. Terutama karena adanya aktivitas tambang yang tidak tertata dengan benar. Curah hujan tinggi pada 7 Maret 2024 telah menyebabkan 10 titik longsor di ruas jalan tersebut. Dengan enam titik telah dibersihkan dan empat titik lainnya memerlukan penanganan khusus.
Dengan peninjauan langsung yang telah dilakukan, diharapkan dapat ditemukan solusi yang tepat. Untuk mengatasi kerusakan jalan yang telah lama terjadi akibat aktivitas tambang. Namun, perbaikan kualitas jalan akan sia-sia tanpa penataan yang tepat dan benar terhadap aktivitas tambang di kawasan tersebut. Sementara itu, jalan nasional di area tersebut akan tetap dipelihara dengan sistem fungsional untuk memastikan kelayakan penggunaannya.(*)