Silat Minangkabau: Ragam Kejuaraan dan Festival Pencak Silat di Sumbar

SUMATERA BARAT – Silat Minangkabau, dengan kuantitas dan variasi nama aliran pencaknya yang berlimpah, mencerminkan keberagaman sumber dan warisan budaya yang heterogen. Di Sumatera Barat (Sumbar), untuk mewadahi pesilat dan menjaga keberlanjutan tradisi silat, berbagai acara pencak silat diadakan dengan tujuan memperkokoh jalinan silaturahmi dan mencari bakat-bakat muda.

Suaro Mupakaik Anak Rang Kurai (Sumarak)

Suarak, singkatan dari “Suaro Mupakaik Anak Rang Kurai,” adalah festival pencak silat yang diselenggarakan di kota Bukittinggi. Festival ini diinisiasi oleh persatuan masyarakat Kurai bekerja sama dengan pemerintah kota Bukittinggi. Tujuannya tidak hanya menjalin silaturahmi antar pesilat di Sumbar tetapi juga sebagai ajang pencarian bakat untuk pesilat usia dini. Pesilat-pesilat muda yang terpilih kemudian dididik untuk mengikuti ajang silat nasional maupun internasional. Suarak telah menjadi ajang bergengsi dengan partisipasi banyak perguruan silat setiap tahunnya.

Galanggang Siliah Baganti (GSB)

Galanggang Siliah Baganti, atau Gelanggang Silih Berganti, adalah acara pencak silat yang berfokus pada pengembangan kualitas silat tradisi di Minangkabau. Salah satu inisiator GSB adalah Emral Djamal Datuak Rajo Mudo, seorang budayawan dan penggiat pencak silat di Minangkabau. Tujuannya adalah menjaga eksistensi silat tradisi dan mengapresiasi keberagaman aliran silat di daerah tersebut. Setiap tahun, GSB diselenggarakan di lokasi yang berbeda, menampilkan variasi gerak dari berbagai aliran pencak silat. Ada tiga kategori yang dilombakan: tunggal, berpasangan, dan beregu.

Festival Pencak Silat Internasional

Festival ini digagas oleh Pemda Kota Padang bekerja sama dengan IPSI Sumbar dan pertama kali diadakan di Kota Padang pada tahun 2016. Festival Pencak Silat Internasional bertujuan mencari bibit potensial pencak silat dari Sumbar, mempererat silaturahmi antar pesilat dari seluruh nusantara dan dunia, serta memperkenalkan pencak silat ke tingkat internasional. Pada gelaran pertama, festival ini diikuti oleh pesilat dari 10 negara.

Keberlangsungan acara-acara tersebut menunjukkan betapa hidupnya tradisi pencak silat di Sumbar. Perguruan silat, baik yang sudah lama berdiri maupun yang baru, terus berkembang dan berproses, menciptakan dinamika yang menarik dalam dunia silat tradisional Minangkabau. Dengan adanya kejuaraan dan festival tersebut, Sumbar menjelma sebagai tempat yang subur bagi perkembangan dan pelestarian seni bela diri tradisional ini.(*)

Buka chat
1
Scan the code
Hello 👋
Apa yang dapat kami bantu?