PTBA Bantu 3.500 Bibit Cabai, Sawahlunto Perkuat Ketahanan Pangan Lokal

RESPONRADIO.COM PADANG│SAWAHLUNTO PT Bukit Asam (PTBA) memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, melalui penyerahan 3.500 batang bibit cabai kepada kelompok Tani Jaya di Kecamatan Barangin.

Program ini menjadi bagian dari sinergi antara perusahaan dan pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor pertanian hortikultura di kawasan pascatambang.

“Ini tidak hanya menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), tetapi juga komitmen PTBA untuk terus memberi arti bagi masyarakat dan lingkungan sekitar,” kata General Manager PTBA Unit Pertambangan Ombilin Yulfaizon, di Sawahlunto, Kamis.

Ia menyebut pihaknya ingin tumbuh bersama masyarakat.

PTBA memiliki komitmen kuat untuk selalu berkontribusi positif terhadap lingkungan, yang diwujudkan terutama melalui upaya peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan potensi para petani.

Ia menyebutkan, perusahaan tidak hanya memberi bantuan bibit, tetapi juga menyediakan pendampingan teknis. Pendampingan ini dilakukan melalui kerja sama dengan penyuluh pertanian, bertujuan membekali petani dengan edukasi dan kompetensi budidaya cabai yang efisien, produktif, dan menghasilkan.

Ketua Kelompok Tani Tani Jaya, Bambang Eryadi, menyatakan bahwa bantuan tersebut sangat meringankan beban biaya modal produksi kelompoknya, terutama di tengah ketidakstabilan harga dan efek kemarau panjang beberapa bulan terakhir.

Menurutnya, bantuan ini sangat tepat waktu. Mereka tidak hanya mendapat bibit, tetapi juga pendampingan berharga dari penyuluh pertanian yang memberikan pemahaman tentang teknik pemupukan, pengendalian hama, dan metode perawatan khusus untuk tanaman cabai.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sawahlunto Henni Purwaningsih menjelaskan pengembangan tanaman cabai merupakan bagian dari strategi diversifikasi pertanian daerah untuk mengoptimalkan lahan tadah hujan dan kawasan berbukit yang kurang cocok untuk tanaman padi.

“Cabai menjadi pilihan strategis karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Dukungan dari PTBA memperkuat upaya kita menjaga produktivitas pangan lokal,” kata Henni.

Henni menambahkan penyuluh pertanian berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada petani mulai dari pemilihan bibit hingga penanganan pascapanen, serta mendorong kelompok tani agar mampu mengakses pasar dengan lebih baik.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat dan Direktorat Hortikultura Kementerian Pertanian menunjukkan adanya penurunan produksi cabai besar dan cabai rawit sebesar kurang lebih 7,3 persen pada triwulan kedua tahun 2025. Penurunan ini disebabkan oleh periode musim kering yang terjadi antara bulan April dan Agustus.

Namun, pada awal triwulan III, curah hujan yang mulai meningkat diperkirakan mendorong pemulihan produksi hingga 10–12 persen, termasuk di daerah penghasil seperti Sawahlunto dan Tanah Datar.

Kondisi tersebut juga berdampak pada fluktuasi harga. Harga cabai merah di Sumbar naik 54,50 persen (month to month) pada September 2025 dan menjadi penyumbang utama inflasi provinsi sebesar 4,22 persen.

“Dengan masuknya musim hujan dan dimulainya kembali aktivitas tanam, pemanfaatan pupuk dan bibit subsidi bisa optimal sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK),” kata Henni.

Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra menyampaikan apresiasi terhadap sinergi antara PTBA dan kelompok tani yang dinilai memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

“Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat seperti ini adalah model pembangunan yang kita dorong. Ketahanan pangan bukan hanya tentang produksi, tapi juga kemandirian ekonomi masyarakat,” kata Riyanda.

Ia menambahkan, langkah tersebut sejalan dengan visi Astacita Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan kemandirian pangan nasional dan penguatan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal sebagai prioritas pembangunan nasional.

Pemko Sawahlunto, kata dia, juga memperkuat pelatihan, pendampingan wirausaha tani, dan integrasi akses pasar hasil hortikultura agar memberikan dampak lebih luas bagi masyarakat.

Dengan pengawasan berkelanjutan dan dukungan lintas sektor, Sawahlunto diharapkan menjadi salah satu model kota pascatambang yang produktif dan tangguh, di mana industri dan masyarakat tumbuh bersama dalam harmoni sosial, ekonomi, dan lingkungan.

 

Tim Redaktur: Respon Radio
Sumber: sumbar.antaranews.com