Diskusi Publik ‘Baiyo Batido’: Upaya Pemerintah Padang Pariaman Dorong Pembangunan Nagari Secara Kolektif

RESPONRADIO.COM PADANG│PADANG PARIAMAN –  Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menyelenggarakan Diskusi Publik Baiyo Batido dengan tema “Gerakan Bersama Membangun Nagari di Kabupaten Padang Pariaman”, yang dilaksanakan di Hall IKK Parit Malintang. Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, termasuk akademisi, pemerintah nagari, tokoh adat, serta perwakilan organisasi kepemudaan.

Diskusi ini merupakan inisiatif para tokoh dan akademisi asal Padang Pariaman yang dilatarbelakangi oleh kepedulian terhadap situasi daerah saat ini, serta dorongan kuat untuk merumuskan langkah-langkah nyata demi kemajuan Padang Pariaman.

Diskusi ini menghadirkan narasumber utama seperti Prof. Dr. Duski Samad yang membahas perspektif keagamaan, Prof. Dr. Amril Amir yang menyoroti isu adat dan budaya, dengan Dr. Hari Effendi Iskandar sebagai moderator. Selain itu, turut berpartisipasi pula sejumlah akademisi lainnya, di antaranya Prof. Armai Arief, Prof. Syafruddin, Dr. Alianis, dan Iskandar.

Tak hanya diikuti oleh kalangan akademisi, kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Padang Pariaman Rahmat Hidayat, para kepala OPD, camat, wali nagari, niniak mamak, organisasi kemasyarakatan, KNPI, organisasi kepemudaan, serta perwakilan dari sejumlah pesantren.

Dalam sambutannya, Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis (JKA) menegaskan bahwa pembangunan daerah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan merupakan upaya bersama yang menuntut partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.

“Hanya dengan semangat gotong royong, sinergi, dan kebersamaan, kita dapat mewujudkan kemajuan yang merata dan berkelanjutan di seluruh pelosok Padang Pariaman,” tutur JKA.

Ia menegaskan bahwa Baiyo Batido bukan hanya slogan semata, tetapi merupakan ajakan nyata untuk membangun kepercayaan dan menjalin kolaborasi antar berbagai pihak – mulai dari pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, hingga tokoh adat dan agama.

“Membangun daerah bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal moral, pendidikan, agama, dan akhlak,” tambahannya.

Di akhir sambutannya, JKA menyampaikan apresiasi kepada seluruh undangan dan para tokoh yang hadir:

“Saya ucapkan selamat datang dan apresiasi atas kehadiran dunsanak ambo sadonyo.”

Diskusi berlangsung dengan suasana hangat dan antusias. Beragam gagasan serta usulan konkret pun mengemuka, di antaranya:

Perlunya advokasi di tingkat nagari guna melahirkan Peraturan Nagari (Perna) yang memperkuat nilai-nilai adat dan budaya;

Penerapan program edukasi serta pembinaan karakter bagi masyarakat, khususnya kalangan generasi muda;

Dorongan untuk meningkatkan keterlibatan aktif para perantau dalam pembangunan nagari melalui kontribusi pemikiran dan sumber daya.

Prof. Duski Samad menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar program atau proyek semata, melainkan merupakan panggilan hati dan bentuk gerakan spiritual yang berakar pada nilai-nilai budaya dan sosial.

“Ini bukan soal proyek. Kita lahirkan gerakan spiritual, panggilan hati, kultural dan sosial yang bertujuan membangun nagari yang cerah jiwanya, sejahtera ekonominya, dan bahagia hidupnya,” tutup Prof. Duski.

Sumber: https://padangpariamankab.go.id