Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD): Ciri-Ciri hingga Cara Mengatasi

RESPONRADIO.COM PADANG│JAKARTA  — Gangguan kepribadian narsistik (NPD) adalah jenis gangguan mental di mana seseorang merasa dirinya lebih penting dari orang lain. Pengidapnya selalu mendambakan kekaguman dan perhatian, serta sering melebih-lebihkan prestasi yang sebenarnya merupakan hal yang biasa.

Kepribadian unik setiap individu adalah ciri khas yang membedakan mereka. Sifat ini sangat menentukan bagaimana seseorang memahami dunia serta cara mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Gangguan kepribadian sulit dikenali sebab pola pikir dan perilaku yang menyertainya telah terbentuk sebagai hal yang alami bagi individu. Salah satu bentuk dari berbagai jenis gangguan kepribadian adalah Narcissistic Personality Disorder (NPD).

Apa itu gangguan kepribadian narsistik (NPD) ?

Narcissistic Personality Disorder (NPD) merupakan masalah kesehatan mental yang memengaruhi cara individu memandang diri sendiri, harga diri, dan interaksi dengan orang lain. Karakteristik utamanya adalah adanya dorongan ekstrem untuk dianggap penting dan membuat orang lain terkesan, yang mana perilaku ini sering terlihat di media sosial saat ini.

Kondisi ini bisa menyebabkan masalah dalam berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan, pekerjaan, sekolah, atau masalah keuangan. Orang dengan gangguan kepribadian narsistik cenderung kecewa dan tidak bahagia apabila mereka tidak diperlakukan istimewa atau dikagumi oleh orang lain.

Penyebab NPD

Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab gangguan kepribadian narsistik. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kondisi ini, seperti:

  • Lingkungan; Pola asuh yang terlalu melindungi (protektif) atau mengabaikan (lalai) dapat membahayakan kesehatan mental anak. Lebih lanjut, kebiasaan orang tua yang kerap mengkritik atau memuji berlebihan berisiko memicu perkembangan sifat narsistik pada anak ketika mereka memasuki usia dewasa.
  • Genetika; Orang tua memiliki potensi mewariskan baik karakter narsistik maupun sejumlah sifat kepribadian tertentu kepada keturunannya.
  • Neurobiologi: Hubungan timbal balik antara fungsi otak dengan perilaku dan pemikiran seseorang berpotensi meningkatkan kerentanan terhadap kecenderungan narsistik. Apabila kondisi ini diabaikan, individu yang bersangkutan berisiko mengalami depresi dan kecemasan.

Jenis Narcisstic Personality Disorder (NPD)

Perilaku NPD dan contohnya terbagi atas beberapa jenis, antara lain:

  1. Narsisme Terbuka

Bentuk NPD yang paling umum dan mencolok adalah Narsisme Terbuka. Penderita gangguan ini menunjukkan fokus berlebihan pada simbol-simbol kemewahan seperti status, kekayaan, dan kekuasaan, karena adanya perasaan superior yang membuat mereka merasa layak atas segala hal.

Mereka juga sensitif terhadap kritik dan tidak peduli seberapa kecil kritik tersebut. Contohnya, seperti memamerkan prestasi yang terlalu dilebih-lebihkan.

  1. Narsisme Terselubung

Narsisme Terselubung (atau Rentan) dicirikan oleh kebutuhan akan kekaguman dan rasa mementingkan diri sendiri yang ekstrem, mirip dengan jenis narsisme lain. Bedanya, mereka mengekspresikan sifat negatifnya melalui cara yang lebih halus dan pasif.

Sebagai contoh, alih-alih membagakan diri sendiri atau menuntut rasa hormat, penderita sering melihat diri mereka sebagai korban yang menderita. Bahkan, mereka seolah-olah mempermalukan, menyalahkan, atau memanipulasi untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan tetap fokus pada diri sendiri.

  1. Narsisme Antagonis

Narsisme Antagonis ditandai oleh arogansi, sifat kompetitif, dan dorongan untuk bersaing. Bentuk NPD ini sering kali memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan mereka, bahkan dengan merendahkan dan memancing pertengkaran demi menegaskan dominasi.

  1. Narsisme Komunal

Narsisme Komunal adalah kondisi di mana individu memproyeksikan citra diri sebagai sosok yang peduli, berempati, dan dermawan. Motivasi di balik penampilan ini bukanlah membantu, melainkan upaya tersembunyi untuk mendapatkan kekaguman dan sanjungan.

Misalnya, orang yang terlibat dalam kegiatan amal untuk pamer dan membangun citra baik demi mendapatkan pujian dari orang lain.

  1. Narsisme Ganas

Defisini narsisme ganas merupakan bentuk NPD yang paling parah. Sebab, kondisi ini berpotensi menimbulkan kekerasan.

Narsisme Ganas adalah kondisi serius yang menggabungkan sikap mementingkan diri sendiri dengan ciri-ciri Gangguan Kepribadian Antisosial (ASPD), termasuk kurangnya empati, agresi, dan paranoia. Bentuk narsisme ini bahkan dapat disertai dengan sifat sadis atau psikopatik.

Ciri-ciri Orang NPD

Inilah Tanda-Tanda Narsistik yang Wajib Anda Ketahui untuk Membantu Identifikasi.

  • Melebih-lebihkan kemampuan diri sendiri
  • Membanggakan atau melebih-lebihkan prestasi
  • Berpikir mereka istimewa atau unik
  • Hanya ingin bergaul dengan orang-orang yang mereka anggap layak
  • Merasa iri tehadap pencapaian orang lain
  • Sering mengatakan hal-hal yang menyakiti hati
  • Tidak membalas kebaikan atau perhatian yang orang lain tunjukan
  • Sering kali menggurui, berperilaku sombong, dan meremehkan
  • Sengaja mengambil keuntungan dari orang lain untuk alasan egois
  • Cinta secara berlebihan terhadap diri sendiri
  • Kurang memiliki empati kepada orang lain
  • Sikap yang angkuh dan sesitif terhadap kritikan pada dirinya

Meski menganggap dirinya istimewa, kelemahan orang narsistik terletak pada kebutuhannya untuk dikagumi. Hal ini membuat mereka merasa ragu, sering mengkritik diri sendiri, atau merasa hampa. Bahkan, orang dengan NPD hanya ingin mengetahui apa yang orang lain pikirkan tentang mereka.

Kapan Harus Ke Dokter?

NPD termasuk gangguan mental (jiwa) yang membutuhkan terapi psikologis. Perawatan gangguan kepribadian narsistik terdiri dari beberapa bentuk, seperti:

  • Terapi perilaku dialektika (DBT): Jenis terapi ini sangat efektif bagi orang-orang yang sulit mengatur emosi. Terapi DBT biasanya berlangsung selama 6 bulan hingga 1 tahun, tergantung pada kondisi mental seseorang.
  • Terapi perilaku kognitif (CBT): Selama terapi CBT, ahli kesehatan mata dapat mengamati pikiran dan emosi seseorang dengan saksama. Terapi ini dapat berlangsung dalam beberapa sesi untuk merespons stres, rasa sakit, dan mengatasi situasi sulit dengan lebih baik.
  • Obat-obatan medis: Tidak ada obat yang dapat mengatasi NPD secara langsung, tetapi obat-obatan medis dapat mengatasi gejala muncul akibat kondisi terkait, kecemasan atau depresi. Jenis obat ini dapat berupa antidepresan, antikecemasan, atau antipsikotik sesuai resep dokter.

 

Tim Redaktur: Respon Radio
Sumber: ciputrahospital.com