RESPONRADIO.COM PADANG│KOTA PADANG — Universitas Andalas (UNAND) Sumatera Barat berhasil memulihkan air bersih di lebih 10 titik lokasi terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor dengan menerapkan sistem ultrafiltrasi.
“Setelah dilakukan penyaringan menggunakan ultrafiltrasi, hasil pengujian menunjukkan nilai kekeruhan (NTU) turun drastis,” kata Ketua Tim Pengabadian Bencana UNAND Dendi Adi Saputra di Kota Padang, Selasa.
Menurut Dendi, tim pengabdian UNAND mengawali penerapan sistem ultrafiltrasi dengan melakukan pengecekan kualitas air di sejumlah titik bencana. Hasilnya cukup memprihatinkan, di mana nilai kekeruhan air berada di angka 185. Kondisi ini dikategorikan tidak layak konsumsi karena melampaui standar air bersih dan berisiko menimbulkan masalah kesehatan bagi warga.
Implementasi sistem ultrafiltrasi terbukti efektif menurunkan tingkat kekeruhan air secara signifikan hingga menyentuh angka 0,9. Tim Air Bersih UNAND telah berhasil memasang instalasi tersebut, yang mencakup tandon serta bak penampungan, di berbagai titik lokasi yang terdampak bencana.
Pemilihan teknologi ultrafiltrasi didasarkan pada kecocokannya dengan kondisi lapangan, kemudahan instalasi, serta perawatan yang praktis. Keunggulan utamanya adalah kemampuan beroperasi tanpa aliran listrik, sehingga sistem ini tetap berfungsi optimal di tengah keterbatasan infrastruktur di Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, dan Kota Padang yang belum pulih sepenuhnya.
“Kehadiran tim tidak hanya membawa solusi teknis, tetapi juga menghadirkan harapan bagi masyarakat yang selama ini harus berjuang memenuhi kebutuhan air bersih pascabencana banjir bandang,” kata dia.
Dendi mengatakan pemulihan air bersih tersebut merupakan salah satu bentuk wujud nyata Kampus Berdampak yang didanai langsung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Pengabdian ini dilatarbelakangi permasalahan air bersih yang dihadapi masyarakat usai dilanda bencana alam.
“Di tengah situasi pascabencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat, kebutuhan air bersih menjadi persoalan paling mendesak sekaligus krusial dan inilah yang dibantu UNAND,” ujarnya.
Keberadaan infrastruktur air bersih berupa sistem ultrafiltrasi dan tandon penampungan diharapkan menjadi solusi jangka panjang bagi warga terdampak. Ia menegaskan bahwa setelah pemasangan ini, pasokan air masyarakat akan kembali normal dan memenuhi standar kualitas air bersih yang layak.
Di samping penyediaan teknologi penyaringan, Universitas Andalas (UNAND) turut melakukan perbaikan pada jaringan pipa, pompa air, hingga tangki penampungan yang mengalami kerusakan akibat bencana. Upaya pemulihan infrastruktur dasar ini difokuskan di Kabupaten Padang Pariaman serta Nagari Paningahan, Kabupaten Solok, guna mengatasi krisis air bersih untuk kebutuhan ibadah maupun aktivitas harian warga.
Di dua lokasi itu, UNAND melakukan pendekatan partisipatif. Proses instalasi dilakukan bersama masyarakat setempat dengan pendampingan langsung dari mahasiswa Teknik Mesin UNAND. Para mahasiswa turut berperan dalam perancangan konstruksi sistem filter air, memastikan sistem dapat dioperasikan dan dirawat secara mandiri oleh warga dalam jangka panjang.
Melalui program tanggap bencana yang didanai Kemendiktisaintek ini, Tim Air Bersih UNAND memasang filter air berkapasitas hingga 20.000 liter per jam di sejumlah lokasi strategis yang menjadi pusat aktivitas masyarakat.
“Kita tidak hanya sekadar memasang atau memperbaiki tetapi juga mengedukasi terkait cara perawatan alat filtrasi air agar sistem dapat berfungsi optimal dan dimanfaatkan secara berkelanjutan,” ujarnya.

