Kemdiktisaintek Perkuat Tata Kelola AI Untuk Jaga Integritas Akademik

RESPONRADIO.COM PADANG│YOGYAKARTA — Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI memperkuat tata kelola pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di dunia akademik agar bertanggung jawab dan tidak mengganggu integritas penulisan ilmiah.

“AI bisa menjadi tantangan dalam proses pembelajaran dan penulisan ilmiah. Oleh karena itu, kita perlu menyadarkan penulis tentang integritas penulisan, sekaligus memastikan pengelola jurnal dan kampus menjalankan tata kelola akademik yang baik,” kata Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kemdiktisaintek Ahmad Najib Burhani di Universitas Gadjah Mada (UGM) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa.

Najib menjelaskan bahwa institusinya tengah mempersiapkan serangkaian langkah preventif yang terstruktur untuk meminimalisasi risiko penyalahgunaan AI yang dapat merusak integritas dan etika akademik.

Kesadaran penulis, pengelola jurnal, dan kampus, kata dia, menjadi yang pertama diperkuat agar tata kelola akademik tetap terjaga.

“Kedua, pengelola jurnal perlu memahami hal-hal yang terkait AI, model plagiasi, dan sebagainya. Ketiga, kampus harus memiliki komite integritas akademik, dan terakhir, kementerian akan turun jika tidak dapat diselesaikan pihak kampus,” ujar dia.

Berikutnya, kata Najib, pemantauan terhadap kemungkinan tulisan hasil AI juga akan dilakukan melalui mekanisme berjenjang.

“Pemantauannya nanti ada level-levelnya, dari pengelola jurnal, dari penulisnya sendiri, dari kampus, dan sebagainya,” kata dia.

Najib menuturkan bahwa penerapan teknologi harus selalu menjadikan manusia sebagai pusat pemanfaatannya.

“Teknologi bisa netral dalam prosesnya, namun penerapannya selalu menjadikan manusia sebagai sasaran. Oleh karena itu, aspek budaya, keadilan sosial, dan nilai kemanusiaan harus menjadi pusat dalam kebijakan sains dan teknologi,” ujar Najib.

Ia menyadari bahwa AI kini menjadi dilema yang mengguncang orientasi berpikir terhadap kreativitas dan peran para ilmuwan.

Oleh karena itu, ia berharap pemanfaatan AI mampu memperkuat kemajuan ilmu pengetahuan dan bukan menyingkirkan nilai-nilai etika akademik.

“Kemdiktisaintek akan terus memperkuat literasi digital dan integritas akademik untuk memastikan inovasi teknologi tetap sejalan dengan nilai budaya dan kemanusiaan bangsa,” kata dia.

Tim Redaktur: Respon Radio
Sumber: sumbar.antaranews.com