Bandar Udara Internasional Minangkabau Jadi Simbol Kemajuan dan Aksesibilitas di Padang Pariaman

Bandar Udara Internasional Minangkabau telah menjadi pusat transportasi utama di Provinsi Sumatera Barat, melayani penerbangan untuk wilayah Palapa. Terletak sekitar 23 km dari pusat Kota Padang, bandara ini terletak di wilayah Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.

Dibangun sebagai pengganti Bandar Udara Tabing, Bandar Udara Internasional Minangkabau mulai dibangun pada tahun 2002 dan dioperasikan penuh pada 22 Juli 2005. Menariknya, bandara ini unik karena menjadi satu-satunya di dunia yang mengambil nama dari etnis, yaitu Minangkabau. Dengan luas daratan 4,27 km², bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter dan lebar 45 meter.

Terminal seluas 20.568 m² mampu menampung sekitar 2,3 juta penumpang setiap tahunnya. Namun, dalam pengembangan berkelanjutan, pada tahun 2017, bandara ini direncanakan akan diperluas hingga mencapai 49.000 m², mampu menampung sekitar 5,9 juta penumpang per tahun.

Fasilitas pendukung di Bandar Udara Internasional Minangkabau mencakup area bermain anak, toko suvenir, dan berbagai pilihan makanan seperti California Fried Chicken, Kiosk, dan Roti O. Selain menjadi pusat penerbangan, Bandar Udara Internasional Minangkabau juga berperan sebagai tempat embarkasi dan debarkasi haji untuk wilayah Provinsi Sumatera Barat, Bengkulu, dan sebagian Jambi, ditetapkan oleh Kementerian Agama pada tahun 2006.

Pada tahun 2012, jam operasional bandara ini diperpanjang hingga pukul 00.00 WIB, meningkat dari sebelumnya yang hanya dibuka hingga pukul 21.00 WIB. Bandar Udara Internasional Minangkabau juga mengalami perkembangan dalam aksesibilitasnya. Kendaraan pribadi, bus, dan taksi dapat digunakan untuk mencapai bandara ini dari Kota Padang dan sekitarnya. Bahkan, menjadi bandara kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta yang pembangunannya dilakukan dari awal.

Sejalan dengan peningkatan kapasitas bandara, pemerintah daerah turut membangun jalan layang dan melebarkan ruas jalan Tabing—Duku sepanjang 10 km, sebagai bagian dari ruas jalan Padang—Bukittinggi. Melalui proyek kereta api baru sepanjang 4,2 km dari Stasiun Duku menuju Bandara Internasional Minangkabau, bandara ini mencatat sejarah sebagai bandara kedua di Indonesia yang dapat diakses melalui jalur kereta api.

Jalur kereta ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 21 Mei 2018, dengan tarif yang terjangkau, hanya Rp10.000,00 dari Stasiun Padang ke Stasiun Bandara Internasional Minangkabau. Bandar Udara Internasional Minangkabau, dengan semua fasilitas dan pengembangannya, menjadi bukti nyata kemajuan dan komitmen dalam meningkatkan aksesibilitas transportasi udara bagi masyarakat Sumatera Barat.(*)

Buka chat
1
Scan the code
Hello 👋
Apa yang dapat kami bantu?