RESPONRADIO.COM PADANG│NEW YORK – Krisis mengguncang Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC). Direktur baru yang diangkat Presiden Donald Trump, Dr. Susan Monarez, resmi diberhentikan dari jabatannya setelah kurang dari sebulan menjabat. Tak hanya itu, empat pejabat tinggi lembaga kesehatan ini juga memilih mundur, memicu kekhawatiran tentang masa depan lembaga ilmiah tersebut di tengah tekanan politik.
Pemecatan Dr. Monarez diumumkan Gedung Putih pada Rabu malam (27/8), setelah ia menolak mengikuti arahan yang dinilai tidak sejalan dengan prinsip ilmiah. Dalam pernyataan resminya, pengacara Monarez menyebut kliennya “menjadi sasaran karena memilih membela ilmu pengetahuan daripada tunduk pada tekanan politik”.
“Ini bukan sekadar pergantian posisi. Ini adalah sinyal berbahaya tentang bagaimana sains sedang dipinggirkan dalam kebijakan publik,” tegas pengacara Mark Zaid dan Abbe David Lowell.
Kabar pemecatan ini diikuti gelombang pengunduran diri pejabat senior CDC. Mereka yang mundur antara lain Dr. Debra Houry – Wakil Direktur CDC, Dr. Daniel Jernigan – Kepala Pusat Nasional Penyakit Menular Baru, Dr. Demetre Daskalakis – Kepala Imunisasi & Penyakit Pernapasan, dan Dr. Jennifer Layden – Direktur Teknologi & Data Kesehatan Masyarakat.
Dalam email internal yang bocor ke media, Dr. Houry menyoroti pemotongan anggaran, reorganisasi struktural, dan tekanan politik yang “melumpuhkan misi CDC”. Ia juga menyebut adanya pembatasan baru dalam komunikasi publik serta meningkatnya misinformasi terkait vaksin di era pemerintahan Trump.
Sementara itu, Dr. Daskalakis mengkritisi pembubaran Komite Penasihat Imunisasi yang digantikan oleh kelompok dengan latar belakang skeptis terhadap vaksin. Salah satu di antaranya bahkan ditunjuk sebagai pemimpin kelompok kerja vaksin Covid-19.
“Kebijakan kesehatan berbasis bukti kini terancam digantikan oleh kepentingan politik yang tidak berpijak pada ilmu,” tulis Daskalakis dalam surat pengunduran dirinya.
Peristiwa ini memicu kekhawatiran luas di kalangan akademisi dan profesional kesehatan, yang menilai independensi lembaga kesehatan publik AS tengah berada dalam tekanan serius.
Tim Redaktur: Respon Radio
Sumber: Koran Jakarta

