Gunung Marapi Kembali Erupsi: Catatan Terkini dari PVMBG

SUMATERA BARAT – Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas erupsi pada Minggu, 14 Januari 2024, sebagaimana diumumkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Dalam informasi yang disampaikan melalui aplikasi X atau twitter dengan akun @PVMBG, gunung tersebut mengalami dua kali erupsi dalam satu hari.

Erupsi pertama terjadi pada pukul 06:21 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai sekitar 1300 m di atas puncak. Data seismograf mencatat amplitudo maksimum 29 mm dan durasi 45 detik. Erupsi kedua terjadi pada pukul 09:56 WIB dengan amplitudo maksimum 30.2 mm dan durasi 43 detik.

PVMBG telah mengeluarkan rekomendasi sebagai respons terhadap kejadian ini. Masyarakat di sekitar Gunung Marapi diminta untuk tidak memasuki wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) untuk mengurangi risiko potensi bahaya erupsi.

Rekomendasi lain termasuk himbauan kepada masyarakat yang tinggal di lembah/aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya lahar, terutama saat musim hujan. Pencegahan dan peringatan diperlukan untuk melindungi mereka dari potensi bahaya ini.

PVMBG juga menyarankan penggunaan masker penutup hidung dan mulut jika terjadi hujan abu untuk menghindari gangguan saluran pernapasan. Selain itu, perlengkapan lain seperti pelindung mata dan kulit, penyimpanan air bersih, dan pembersihan atap rumah dari abu vulkanik juga ditekankan.

Semua pihak diminta untuk menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan informasi palsu (hoax), dan mengikuti arahan resmi dari Pemerintah Daerah. Koordinasi antara pemerintah daerah dan PVMBG diharapkan dapat memastikan informasi yang akurat dan tepat waktu.

Masyarakat, pemerintah, dan instansi terkait diimbau untuk memantau perkembangan aktivitas Gunung Marapi melalui berbagai saluran informasi resmi seperti aplikasi Android Magma Indonesia, website Magma Indonesia, dan media sosial PVMBG. Keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah terdampak menjadi prioritas, membutuhkan kerjasama dan kewaspadaan dari semua pihak.(*)