SUMATERA BARAT – Sumatera Barat kini menghadapi tantangan besar dalam mengejar proyek jalan tol tahap dua dan seksi jalan tol Payakumbuh Pangkalan. Proyek ini diharapkan menjadi tulang punggung konektivitas di wilayah tersebut, tetapi pemerintah daerah, terutama Pemerintah Daerah Sumatera Barat (Pemda Sumbar), tengah berjuang mengatasi beberapa kendala yang muncul sepanjang proses pembangunan.
Pembangunan jalan tol Padang Pekanbaru dan seksi jalan tol Payakumbuh Pangkalan menjadi krusial, bukan hanya sebagai infrastruktur transportasi, tetapi juga sebagai fondasi bagi proyek jalan tol lainnya di Sumbar. Meskipun demikian, penolakan dari sebagian masyarakat terhadap pembangunan jalan tol ini menambah kompleksitas situasi.
Pemda Sumbar menghadapi tekanan waktu untuk menyelesaikan proyek ini, dan penolakan dari masyarakat terkait dampak sosial, ekonomi, dan budaya membuat segalanya semakin rumit. Namun, upaya untuk menemukan solusi tidak hanya datang dari tingkat lokal. Japan International Cooperation Agency (JICA), lembaga donor internasional, turut mempertimbangkan opsi pengalihan trase jalan tol ke lokasi lain yang tidak berdampak negatif secara signifikan pada masyarakat setempat.
Keputusan JICA ini, meskipun bertujuan baik, mengakibatkan penundaan pembangunan tahap pertama jalan tol Payakumbuh Pangkalan. Era Sukma Munaf, Kepala Dinas BMCKTR Provinsi Sumatera Barat, menyampaikan bahwa meskipun ada kendala di tahap pertama, Kementerian PUPR setuju untuk memprioritaskan pembangunan tahap 2 dan 3.
Namun, tantangan sejati terletak pada penolakan masyarakat di lima Nagari yang terdampak proyek ini. Khawatir akan penggusuran pemukiman, ladang sawah, kebun, dan situs adat, masyarakat tetap berpegang pada keberlanjutan lingkungan dan warisan budaya mereka.
Pemerintah pusat dan PT Hutama Karya, kontraktor utama proyek, sedang berusaha keras untuk menangani kendala pembebasan lahan yang telah berlangsung sejak 2018. Meskipun proses pembebasan lahan mencapai 88% hingga Agustus 2023, konstruksi baru mencapai 35%. Danang Parikesit, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, menyatakan optimisme bahwa konstruksi jalan tol ini dapat diselesaikan pada tahun 2024.
Pembangunan jalan tol Payakumbuh Pangkalan bukan hanya proyek lokal; ini menjadi bagian integral dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang menghubungkan Aceh hingga Lampung. Keberhasilan proyek ini menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan JICA sebagai lembaga donor internasional, sementara kegagalan dapat berdampak pada proyek jalan tol Padang Sicincin yang hampir selesai.
PT Hutama Karya, dengan target ambisius, berkomitmen menyelesaikan pembangunan jalan tol Padang Sicincin pada semester I tahun 2024. Meskipun dihadapkan pada kendala teknis dan bencana alam, perusahaan ini bertekad menyelesaikan proyek tersebut dengan sukses.
Jalan Tol Padang Pekanbaru, sebagai bagian dari JTTS, telah beroperasi sejak Oktober 2022. Perhatian kini beralih pada pembebasan lahan dan pembangunan jalan tol Payakumbuh Pangkalan, yang diharapkan menjadi salah satu jalur strategis dalam jaringan jalan tol Trans Sumatera. Dengan kerja keras dan kolaborasi, Sumatera Barat berusaha mengatasi kendala dan mewujudkan infrastruktur vital ini untuk kesejahteraan masyarakat dan perkembangan ekonomi wilayah.(*)