SUMATERA BARAT – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumatra Barat (Sumbar) mengumumkan bahwa ekonomi di provinsi tersebut terus tumbuh kuat pascapandemi COVID-19. Hingga triwulan III tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat mencapai 4,75 persen secara kumulatif.
Menurut Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumbar, Christoveny, angka pertumbuhan ini menunjukkan bahwa perekonomian Sumatra Barat tetap positif setelah melewati masa pandemi. Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi berada pada angka 4,43 persen, dan kondisi ini terus meningkat, mencerminkan ketahanan ekonomi daerah.
Meskipun demikian, pada triwulan III tahun 2023, terjadi sedikit perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi 4,30 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (year on year), yang sebelumnya mencapai 5,14 persen. Faktor-faktor seperti normalisasi aktivitas masyarakat setelah hari besar keagamaan nasional mempengaruhi perlambatan tersebut.
Christoveny menjelaskan bahwa sektor konstruksi, industri pengolahan, dan transportasi mengalami akselerasi, seiring dengan percepatan sejumlah proyek pemerintah dan peningkatan kunjungan wisatawan. Namun, sektor pertanian mengalami perlambatan karena cuaca yang tidak mendukung (faktor el Nino).
Dari sisi pengeluaran, kinerja investasi meningkat berkat belanja modal pemerintah dan investasi asing. Namun, komponen pengeluaran lainnya mengalami perlambatan seiring dengan normalisasi konsumsi setelah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha 1444 Hijriah, pergeseran pembayaran gaji Ke-13, serta turunnya permintaan global.
Pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat sepanjang 2023 juga dipengaruhi oleh stabilitas sistem keuangan daerah yang terjaga. Pertumbuhan kredit koperasi dan rumah tangga terakselerasi dengan tingkat risiko di bawah ambang batas, menunjukkan keadaan yang positif dalam sektor keuangan daerah.(*)