RESPONRADIO.COM PADANG│Padang Pariaman – Tak sekadar destinasi alam, Desa Wisata Sicincin di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, menyimpan jejak sejarah yang tak ternilai. Salah satunya adalah keberadaan Surau Atok Ijuak, surau tertua yang berdiri sejak abad ke-18 dan menjadi cikal bakal tempat ibadah di Nagari Sicincin.
Terletak di Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, Sicincin termasuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) sebagaimana tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Padang Pariaman melalui Perda No. 9 Tahun 2019. Kawasan ini dikembangkan sebagai Zona Kreatif dengan fokus pada seni pertunjukan dan jalur sejarah budaya Minangkabau.
Surau Atok Ijuak merupakan salah satu Benda Cagar Budaya yang menjadi saksi perkembangan Islam dan budaya di daerah ini. Surau ini dulunya digunakan sebagai tempat salat Jumat sebelum masjid baru dibangun. Gaya arsitekturnya khas Minangkabau — berbentuk bujur sangkar dengan atap tumpang dan lantai panggung dari kayu.
Bangunan utama berukuran 9,5 x 9,5 meter, dengan satu tiang utama (maco) di tengah dan delapan tiang pendamping mengelilinginya. Mihrab terletak di sisi barat, sementara pintu masuk berada di sisi timur dengan teras berukuran 4 x 4 meter. Atapnya masih mempertahankan material tradisional dari ijuk, sementara tempat wudhu dibangun dengan material modern berbahan bata merah dan mortar.
Kehadiran surau ini tidak hanya menjadi simbol spiritual, tetapi juga bagian penting dari narasi sejarah dan budaya masyarakat Sicincin. Bagi wisatawan, mengunjungi surau ini adalah menyelami warisan masa lalu yang masih berdiri kokoh di tengah geliat pariwisata modern.
Tim Redaktur: Respon Radio
Sumber: jadesta.kemenpar.go.id

