RESPONRADIO.COM PADANG│TIPS – Manajemen keuangan, dalam hal ini belanja wajib menjadi fokus perhatian, baik untuk perorangan maupun rumah tangga. Animo belanja yang disertai tuntutan gaya hidup dan perkembangan dunia digital tentunya sering menggoda kita untuk merogoh isi dompet dan rekening.
Belanja tanpa perhitungan akan manfaat, fungsi dan tujuan hasil belanja pada akhirnya berujung pada belanja pasif. Uang belanja keluar banyak, barang menumpuk tetapi minim pemakaian.
Kebiasaan belanja masyarakat seringkali tergoda dan mengikuti trend gaya hidup selebriti, selebgram, influencer dan crazy rich. Apalagi ditopang oleh kecanggihan dunia digital, informasi gaya hidup dan trend sangat cepat tersebar luas hingga ke pelosok negeri.
Untuk menghindari trend belanja pasif di tahun 2025, berikut ini tips yang bisa digunakan:
1. Tentukan Skala Prioritas. Skala prioritas wajib diterapkan untuk rencana belanja. Tentukan kebutuhan pokok untuk kebutuhan hidup. Jika masih jomblo tapi sudah berpenghasilan tetap, maka skala prioritasnya adalah bahagiakan orang tua dan keluarga. Jika sudah berumah tangga, maka penting untuk memprioritaskan kebutuhan bulanan dan kebutuhan sekolah anak-anak. Bagi yang belum memiliki hunian tetap atau rumah, maka skala prioritasnya adalah rumah. Konsep belanja nikmati hidup memang penting, tetapi jangan sampai lewat batas yang membuat tidak tersisanya penghasilan untuk rencana jangka panjang.
2. Kontrol Kredit dan Utang. Tantangan besar mengelola keuangan adalah kredit dan utang. Misalnya PNS/ASN, rata-rata sudah menyimpan SK di bank atau koperasi. Jadi, sebaiknya kontrol sebaik mungkin pengeluaran demi memperlancar setoran kredit dan kemungkinan utang. Belanja tak terkendali seringkali membuat tagihan kredit tertunda yang berefek pada kesehatan mental.
3. Memaksimalkan Sumber Daya. Jika selama beberapa tahun belakangan telah dirasakan banyak hasil belanja yang minim pemakaian, maka sebaiknya itu yang dimaksimalkan. Pakaian, celana, sandal dan sepatu, dll tetap akan mendukung penampilan. Belanja pakaian sekali setahun pun bisa diterapkan. Bagaimanapun juga, trend membuat kostum seragam di komunitas seringkali membuat pakaian turut menumpuk dalam lemari.
4. Belanja Langsung dan Hindari Belanja Online. Belanja langsung lebih efektif dibandingkan menitip dan belanja online. Dengan terjun langsung belanja, maka tingkat kepuasan lebih terjaga. Pasifnya hasil belanja terjadi karena kurang puas. Belanja online seringkali membuat kita tidak puas. Pesanan tak sesuai promosi. Sehingga barang yang diterima pun pada akhirnya hanya mengisi bagian atas lemari dan gudang.
5. Kolaborasi Dengan Lingkungan . Tips paling sederhana menekan volume belanja adalah kembali ke alam, yakni berkolaborasi dengan lingkungan. Memanfaatkan pekarangan, halaman, ruang sirkulasi sekitar rumah untuk lahan tanam bisa dijadikan solusi. Konsumsi sayuran hijau segar dan aneka ragam kebutuhan dapur lainnya bisa terpenuhi tanpa belanja. Metode tanam menggunakan polybag, barang bekas, atau bedengan mini di sekitar rumah dapat diterapkan.