PADANG PARIAMAN – Pada tanggal 14 Desember 2023, Tarumbu Karang Cafe-Solok menjadi saksi kegiatan menarik yang melibatkan 32 peserta perwakilan anak nagari dan seniman dari 8 kabupaten kota di Sumatera Barat. Acara tersebut adalah Grup Diskusi Terpumpun bertajuk “Penciptaan Karya Seni Merespon Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS),” yang digagas oleh dua kurator Galanggang Arang, Mahatma Muhamad dan Donny Eros, sebagai bagian dari program kuratorial Kaba Rupa di Galanggang Arang #8.
Donny Eros menjelaskan bahwa Galanggang Arang telah sukses dilaksanakan di delapan kabupaten kota, yaitu Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kota Sawahlunto, dan Kota Solok. Acara ini telah berhasil merangkul ribuan anak nagari dan kelompok seni, memicu inspirasi penciptaan seni, dan meningkatkan sinergi antar stakeholder.
Salah satu dampak positif dari Galanggang Arang adalah terciptanya ruang-ruang publik baru, seperti stasiun. PT Kereta Api Indonesia (KAI) berkomitmen untuk membuka stasiun untuk acara budaya yang diselenggarakan oleh masyarakat, memberikan kesempatan lebih luas untuk ekspresi seni dan kebudayaan.
Mahatma Muhamad menjelaskan bahwa diskusi ini bertujuan untuk merefleksikan kerja-kerja komunitas di setiap titik perhelatan. Hal ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi Galanggang Arang ke depan. Diskusi ini melibatkan ide, pengalaman, dan perspektif seniman terkait penciptaan karya seni dalam merespon WTBOS, dengan tujuan mengidentifikasi potensi kolaborasi antar seni dan unsur lainnya.
“Saat ini, setiap upaya untuk merangkul komunitas perlu direfleksikan. Ruang kritik ini diperlukan agar perhelatan yang dilakukan untuk mengaktivasi WTBOS dapat berjalan lebih baik ke depannya,” ungkap Mahatma.
Diskusi dimulai dengan cerita dari lima dewan kurator Galanggang Arang, antara lain Edy Utama, Dede Pramayoza, Sudarmoko, Donny Eros, dan Mahatma Muhamad, tentang pengalaman kreatif selama perhelatan. Dilanjutkan dengan pembagian kelompok untuk diskusi mendalam dan penyusunan rencana aksi bersama.
Sajiman dari Sanggar Budaya Bina Satria Sawahlunto membagikan pengalaman saat mengadakan pertunjukan “Kuda Kepang” di bekas penjara orang rantai di Sungai Durian, tempat pertama kali pertambangan batubara Ombilin dibuka. Mereka juga mengadakan zikir dan tahlilan untuk mendoakan ribuan pekerja yang meninggal di tambang tersebut, menunjukkan hubungan erat antara seni dan warisan budaya.
Deki Ornaldo, sekretaris Nagari Kacang dan panitia kegiatan Galanggang Arang #5, berharap agar perhelatan ke depan dapat lebih mengoptimalkan potensi anak nagari. Nanda Andika Saputra, ketua panitia Galanggang Arang #7 di Stasiun Kayutanam, menjelaskan bahwa acara tersebut berhasil menarik ribuan pengunjung dan menampilkan berbagai seni tradisi di Padang Pariaman.
Rekomendasi dari forum ini mencakup workshop melibatkan anak nagari dalam pengumpulan ide terkait WTBOS, kolaborasi lintas etnik dan disiplin ilmu, mendorong Galanggang Arang menjadi festival warga tahunan di seluruh kabupaten kota Sumatra Barat, optimalisasi dukungan pemerintah daerah dan PT.KAI untuk penyelenggaraan kegiatan, serta melibatkan anak nagari dalam Badan Pengelolaan WBTOS dan pembuatan sekretariat bersama.
Seluruh rekomendasi diserahkan kepada Gubernur Sumatra Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, dan Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, pada malam penutupan Galanggang Arang di Stasiun Solok pada 14 Desember 2023. Harapannya, rekomendasi ini dapat menjadi pertimbangan untuk pelaksanaan Galanggang Arang tahun depan.
Galanggang Arang, sebagai program prioritas Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kemendikburistek RI, terus berupaya menggali dan merawat kebudayaan yang tumbuh di sepanjang kawasan WTBOS. Sebagai respon atas status WTBOS yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia pada 6 Juli 2019, kick-off Galanggang Arang diadakan pada 19 Oktober lalu di Padang. Dengan ini, Sumatra Barat terus memperkaya keberagaman budayanya melalui pengembangan seni dan budaya yang inklusif.(*)