Kontroversi di Dunia Peternakan Ayam Broiler Sumatera Barat

Puluhan peternak ayam broiler pedaging di berbagai daerah Sumatera Barat mengeluhkan kerugian akibat dugaan kualitas buruk bibit Day Old Chicken (DOC) dan pakan yang disediakan oleh PT KSM, anak perusahaan Charoen Pokphand. Keluhan ini, yang telah disampaikan kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Barat, menjadi perhatian serius karena melibatkan puluhan peternak.

Ketua Asosiasi Peternak Close House (Apchada) Sumatra Barat, Marlis, mengungkapkan bahwa keluhan ini tidak terjadi pada peternak yang bermitra dengan perusahaan lain seperti PT SUJA dan PT Ciomas. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mengapa hampir semua kandang yang bermitra dengan PT KSM mengalami masalah serupa, sementara yang bermitra dengan perusahaan lain tidak.

Menurut Marlis, keluhan mencakup kualitas bibit yang tidak layak dan pakan yang tidak sesuai, menyebabkan pertumbuhan ayam tidak optimal dan keterlambatan panen. Di sisi lain, peternak yang bermitra dengan PT KSM juga mengeluhkan keterlambatan pengambilan hasil panen oleh perusahaan inti, yang diyakini memiliki kandang ayam sendiri.

Pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Barat (Disnakeswan) telah merespons dengan melakukan uji laboratorium terhadap kandungan pakan yang didistribusikan oleh tiga perusahaan pakan unggas yang beroperasi di Sumatera Barat, termasuk PT KSM. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa pakan yang disalurkan oleh perusahaan inti telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Kepala Disnakeswan Sumbar, Sukarli, mengatakan bahwa PT KSM telah membuka diri terhadap keluhan peternak dan sudah menindaklanjuti kerugian yang dialami peternak mitra sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian. Sukarli juga menyebut bahwa perusahaan sudah menyediakan nomor pengaduan bagi peternak.

Namun, ketegangan masih terasa, dan Disnakeswan Sumbar berencana untuk memfasilitasi pertemuan antara peternak mitra, perusahaan inti, dan perusahaan plasma untuk mencari solusi terbaik. Juga, pihak Disnakeswan Sumbar akan mengundang tim audit supervisi dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) untuk memastikan transparansi dan keberlanjutan dalam penanganan masalah ini.

Kontroversi di dunia peternakan ayam broiler ini menciptakan kompleksitas yang melibatkan aspek regulasi, kualitas pakan, dan hubungan antara perusahaan inti, peternak mitra, dan peternak plasma. Kesepakatan yang jelas dan regulasi yang tepat diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan sektor peternakan ayam di Sumatera Barat.(*)

Buka chat
1
Scan the code
Hello 👋
Apa yang dapat kami bantu?