SUMATERA BARAT – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tengah berupaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengelolaan kawasan GOR Agus Salim Kota Padang. Salah satu langkah yang dipertimbangkan adalah melibatkan pihak ketiga dalam pengelolaan kawasan tersebut. Menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumbar, Maifrizon, kawasan GOR Agus Salim, termasuk stadion sepak bola, merupakan aset yang harus dapat menghasilkan PAD secara maksimal. Dalam upaya mencapai target tersebut, skema pengelolaan oleh pihak ketiga dianggap sebagai salah satu solusi yang potensial untuk meningkatkan PAD setiap tahunnya.
Pada tahun 2023, target PAD dari pengelolaan kawasan GOR Agus Salim Padang ditetapkan sebesar Rp1,5 miliar. Hingga Oktober 2023, realisasi PAD telah mencapai sekitar Rp1,2 miliar. Maifrizon menjelaskan bahwa jika pengelolaan diserahkan kepada pihak ketiga, PAD yang diterima oleh Pemprov Sumbar harus melebihi angka tersebut. Adapun langkah konkret yang telah diambil adalah penyusunan rencana induk pengembangan dan pengelolaan kawasan GOR Agus Salim Kota Padang. Langkah selanjutnya adalah menyusun rancang bangun rinci (detail engineering design) sebagai wujud keseriusan untuk meningkatkan PAD dari kawasan tersebut.
Maifrizon menambahkan bahwa rencana induk dan DED yang telah disusun dapat menjadi acuan bagi pihak ketiga yang tertarik dan memenuhi syarat untuk mengelola kawasan GOR Agus Salim. Kelebihan yang ditawarkan dengan pengelolaan oleh pihak ketiga adalah tidak hanya mendapatkan PAD, tetapi juga membebaskan Pemprov Sumbar dari tanggung jawab pemeliharaan, yang akan menjadi kewajiban pihak pengelola.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi, menegaskan pentingnya memanfaatkan sebaik mungkin aset daerah untuk menghasilkan PAD. Instruksi telah diberikan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menginventarisasi semua aset yang memiliki potensi untuk meningkatkan PAD.
GOR Agus Salim Kota Padang, selain menjadi kandang bagi Semen Padang FC, klub sepak bola kebanggaan warga Sumbar yang saat ini berkompetisi di Liga 2, diharapkan dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi daerah melalui optimalisasi pendapatan dari pengelolaannya.(*)