SUMATERA BARAT – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tengah aktif menggunakan teknologi canggih untuk memantau aktivitas erupsi Gunung Marapi. Dalam upaya pemantauan ini, PVMBG menerbangkan Thermal Drone atau pesawat tanpa awak guna melihat area panas di sekitar kawah puncak Gunung Marapi yang telah mengalami erupsi.
Kristianto, Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Marapi dari PVMBG, mengungkapkan bahwa penggunaan thermal drone ini bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih akurat terkait kondisi panas di sekitar kawah guna memahami lebih baik fenomena erupsi yang sedang terjadi. Namun, tantangan angin kencang masih menjadi hambatan dalam mendapatkan hasil maksimal.
“Kami menerbangkan thermal drone namun belum berhasil mendapatkan hasil maksimal saat ini karena kencangnya angin, akan diterbangkan kembali di sekitar kawah verbeek sebagai pusat erupsi,” ujar Kristianto di Kabupaten Agam, Selasa.
Kristianto menjelaskan bahwa aktivitas Gunung Marapi sudah satu minggu tercatat berada di level siaga, menunjukkan bahwa aktivitasnya masih tinggi meskipun fluktuatif setiap harinya. PVMBG mencatat adanya hembusan terusan abu vulkanik dalam kategori tinggi, dan pemantauan suhu panas di sekitar kawah dianggap penting untuk memahami arah dan intensitas letusan.
“Pengukuran suhu panas di area di sekitar kawah akan menunjukkan ke lokasi arah mana letusan atau hembusan dari erupsi yang terjadi,” ungkapnya.
Meskipun tren tampak menurun, Kristianto menegaskan bahwa PVMBG masih mengkategorikan aktivitas tinggi, dengan hembusan asap mencapai rataan 500 meter sampai 1.500 meter dari puncak Gunung Marapi. PVMBG juga memperingatkan tentang potensi aliran lahar dingin ke beberapa daerah, terutama mengingat perkiraan musim penghujan yang akan berlangsung hingga April 2024.