PADANG PARIAMAN – Pada kunjungan langsungnya ke Tol Padang Sicincin, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menetapkan target ambisius untuk menyelesaikan proyek tersebut pada bulan Juli 2024. Proyek pembangunan tol yang dimulai sejak awal 2018 ini mencakup empat seksi di Sumatra Barat, dengan Seksi Padang-Sicincin yang masih dalam tahap pembangunan.
Meskipun pemerintah pusat menargetkan penyelesaian proyek tol ini, sejumlah warga. Terutama yang sering beraktivitas dari Padangpariaman ke Pekanbaru, merasa kurang antusias. Bagi mereka, penyelesaian seksi Padang-Sicincin dianggap sudah terlalu molor. Perantau asal Padangpariaman, Ipen, menyampaikan bahwa harapannya lebih pada penyelesaian tol dari Padang hingga ke batas Sumbar dengan Riau.
Respon Radio melaporkan beberapa perantau dan pedagang juga mengungkapkan keinginan mereka terhadap percepatan pembangunan tol ini. Mengingat manfaatnya untuk mobilitas dan pertumbuhan ekonomi di Sumbar. Namun, masalah pembebasan lahan menjadi salah satu kendala utama yang menyebabkan keterlambatan proyek ini. Anggota DPRD Sumbar, Hidayat, menilai bahwa pembebasan lahan harus segera diatasi dan menyarankan agar Gubernur Sumbar secara langsung memimpin upaya pembebasan lahan tersebut.
Hidayat juga menyoroti pentingnya sosialisasi aktif terkait kebutuhan tol di Sumbar. Menekankan bahwa tol dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan menyelesaikan berbagai permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran, dan stunting. Ia juga mencatat bahwa Sumbar perlu memperkuat lobinya kepada pemerintah pusat agar dukungan finansial dapat diperoleh untuk menunjang pembangunan infrastruktur. Mengingat APBD Sumbar terbatas untuk membiayai proyek besar seperti ini. Seiring harapan dan tantangan yang tergambar dari berbagai sudut. Pembangunan Tol Padang-Sicincin menjadi refleksi perjuangan dalam mewujudkan konektivitas dan pertumbuhan di Ranah Minang.(*)