Gunung Ibu Mengalami Erupsi Dengan Amplitudo 10 mm Selama Satu Menit

RESPONRADIO.COM | NASIONAL – Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara, mengalami erupsi dengan amplitudo (getaran) maksimum 10 milimeter (mm) yang berlangsung selama lebih kurang 1 menit 14 detik pada Kamis pagi tadi.

Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara, mengalami erupsi pada Kamis pagi, dengan getaran maksimum 10 milimeter yang berlangsung sekitar 1 menit 14 detik.

“Erupsi terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 10 mm pada pukul 06.55 WIT,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan bahwa pada saat erupsi, Gunung Ibu menghembuskan abu dari kawah aktifnya, yang berada sekitar 1.725 meter di atas permukaan laut, atau sekitar 400 meter ke udara.

Di posko pemantauan Gunung Ibu di Desa Tokuoko, petugas melihat kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal yang bergerak kearah utara dan timur laut.

Aktivitas abu vulkanik Gunung Ibu masih berada pada level III, yang artinya menandakan status Siaga.

Dengan demikian, PVMBG terus mengimbau masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Ibu supaya tidak melakukan aktivitas di dalam radius empat kilometer dan perluasan wilayah berjarak lima kilometer kearah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif GunungIbu.

Masyarakat dan wisatawan dihimbau apabila saat terjadi hujan abu diharapkan mematuhi panduan yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat dan selalu memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya gangguan system pernafasan.

Gunung Ibu berada di ketinggian 1.340 meter di atas permukaan laut dan termasuk dalam wilayah administrative Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.

Desa Sangaji Nyeku, Goin, Tokuoko, dan Duono di KecamatanTabaru, Halmahera Barat merupakan sejumlah pemukiman penduduk yang terdekat dari arah bukaan kawah GunungIbu.

Saat Gunung Ibu berstatus awas pada dasarian kedua bulan Mei 2024, orang-orang di desa-desa tersebut sempat dievakuasi ketempat pengungsian yang jauh di luar desa. Namun, karena status mereka sudah berubah menjadi siaga, mereka diantarkan kembali pulang kerumah masing-masing oleh pemerintah daerah setempat beberapa hari sebelumnya.

 

Sumber: antaranews.com

Buka chat
1
Scan the code
Hello 👋
Apa yang dapat kami bantu?