SUMATERA BARAT – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung menyatakan bahwa rendang dan bumbu rendang dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memiliki potensi besar untuk diekspor, khususnya ke negara-negara Timur Tengah atau negara-negara Arab. Hal ini diungkapkan setelah peresmian Masjid Raya Sumbar sebagai proyek percontohan kawasan gaya hidup halal.
Pentingnya kredibilitas kehalalan produk rendang dan bumbu rendang menjadi fokus utama untuk mendukung ekspor. BI telah mengimplementasikan langkah halal traceability yang mencakup proses pengolahan produk hingga barang siap ekspor, memberikan jaminan kehalalan kepada negara tujuan ekspor.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Hansastri, menyatakan bahwa selain rendang, masih banyak produk makanan dan fesyen lainnya yang memiliki potensi untuk diekspor. Rendang, yang pernah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia, menjadi unggulan Sumbar.
Meskipun sudah mendapatkan pengakuan dunia, kepastian kehalalan rendang tetap harus dijaga. Hansastri menekankan pentingnya sertifikasi halal yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang.
Provinsi Sumbar telah berhasil mengekspor rendang ke Arab Saudi dan Denmark sejak tahun 2022. Melalui program juru sembelih halal (juleha), pemerintah daerah berkomitmen untuk memastikan bahwa ternak sebagai bahan baku utama rendang telah disembelih secara halal. Pemerintah daerah juga berencana memperluas pasar kuliner rendang ke negara-negara lainnya di masa depan.(*)