RESPONRADIO.COM | SUMATERA BARAT – Banjir bandang yang melanda dua kecamatan di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, telah menggugah kerja sama dan keberanian para petugas serta warga setempat. Dalam upaya membersihkan material yang tersebar di wilayah terdampak, keberadaan lumpur, potongan kayu, dan sampah rumah tangga menjadi tantangan utama yang harus segera diatasi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama unsur terkait telah bergerak cepat dengan memobilisasi alat berat untuk mengurai dan membersihkan material tersebut. Di tengah kesibukan tersebut, aparat keamanan turut berjaga-jaga untuk memastikan kelancaran pembersihan, terutama ketika eskavator beroperasi di ruang publik.
Kecamatan Candung dan Sungai Pua menjadi dua wilayah yang paling parah terdampak oleh banjir bandang ini. Meskipun kabar baiknya adalah tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, sejumlah warga terpaksa mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman, seperti rumah wali Jorong dan rumah kerabat terdekat.
Namun, dampaknya tidak hanya berhenti pada jumlah warga yang mengungsi. BPBD mencatat adanya sekitar 261 jiwa terdampak. Dengan 69 unit rumah yang tergenang air, serta beberapa kendaraan roda dua dan empat yang ikut terimbas banjir.
Banjir Bandang di Kabupaten Agam: Solidaritas dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana
Hujan deras pada Jumat sore menjadi pemicu banjir tersebut, mengingatkan kita akan rawannya kondisi cuaca di daerah rawan banjir. BPBD dan tim pencarian serta pertolongan telah bergerak cepat untuk memantau dan mengamankan warga.
Keesokan harinya, wilayah Sumatra Barat masih berpotensi hujan tinggi, bahkan disertai petir dan angin kencang. Masyarakat Kabupaten Agam juga harus tetap siaga menghadapi potensi hujan hingga hari Minggu.
Imbauan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadi penting, agar pemerintah daerah dan masyarakat tetap siaga menghadapi potensi cuaca buruk. Persiapan menghadapi banjir bisa dimulai dari sekarang, mulai dari memantau kondisi cuaca, membersihkan saluran air dari sampah. Hingga membuat rencana evakuasi darurat jika diperlukan. Solidaritas dan gotong royong antarwarga juga menjadi kunci dalam menghadapi musibah semacam ini.
Banjir bandang di Kabupaten Agam bukan hanya sekadar peristiwa bencana, tetapi juga memperlihatkan semangat kebersamaan dan kesiapsiagaan yang patut diapresiasi. Dalam keadaan sulit seperti ini, solidaritas dan gotong royonglah yang menjadi pilar utama dalam membantu warga yang terdampak. Serta meminimalisir kerugian yang ditimbulkan oleh bencana alam.(*)