RESPONRADIO.COM | SUMATERA BARAT – Sebuah peristiwa banjir lahar dingin menghantam Simpang Aia Angek, Nagari Aia Angek, Kecamatan X Kota, Tanah Datar, menimbulkan gangguan serius pada arus lalu lintas, khususnya pada jalur Bukittinggi-Padang Panjang. Informasi dari Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, S.Ik, menunjukkan bahwa kejadian tersebut menyebabkan jalanan lumpuh total selama 4 jam akibat material lumpur yang menghambat badan jalan. Meski demikian, situasi saat ini telah membaik, dan lalu lintas kembali lancar setelah proses penanganan.
Pada saat kejadian, petugas lalu lintas telah melakukan upaya rekayasa untuk mengalihkan arus kendaraan dan menutup akses jalan yang terdampak. Dilaporkan bahwa meskipun hujan gerimis masih turun di lokasi, kendaraan sudah dapat melintas secara bertahap.
Kabid Humas Polda Sumbar memberikan imbauan kepada masyarakat pengguna jalan untuk selalu memperhatikan keselamatan, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem atau jalanan yang rawan bencana. Penting bagi para pengemudi untuk mematuhi aturan lalu lintas dan mengikuti petunjuk dari petugas di lapangan.
Banjir Lahar Dingin Hambat Arus Lalu Lintas di Simpang Aia Angek, Tanah Datar: Situasi Saat Ini dan Imbauan Keselamatan
Peristiwa ini juga mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Selain itu, kerjasama antara pihak berwenang dan masyarakat sangatlah penting dalam menjaga keselamatan bersama.
Baca Juga : Pemkab Tanah Datar Salurkan THR dan Insentif: Dukungan Nyata untuk Kesejahteraan Pegawai
Sebagai langkah preventif, perlu adanya perencanaan yang matang dalam pengelolaan risiko bencana serta peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya bencana alam. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh bencana alam seperti banjir lahar dingin ini.
Dalam kondisi apapun, keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain di jalan raya. Mari bersama-sama menjadikan keselamatan sebagai budaya dalam berkendara.(*)