RESPONRADIO.COM PADANG│SUMATERA BARAT – Wakil Gubernur Vasko Ruseimy mengungkapkan komitmennya untuk menjadikan provinsi Sumatera Barat (Sumbar) sebagai sebagai lumbung pangan nasional sekaligus pelopor penerapan ekonomi hijau.
“Kami melihat potensi besar Sumbar untuk berkontribusi signifikan pada ketahanan pangan nasional sambil mempertahankan prinsip pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya pada Selasa (25/3/2024).
Dalam paparannya, ia menyampaikan sejumlah tantangan besar yang dihadapi sektor pertanian provinsi ini. Di antaranya, berkurangnya lahan pertanian produktif, sistem irigasi yang belum optimal, dan keterbatasan akses petani terhadap teknologi mutakhir serta pembiayaan usaha tani.
Perubahan iklim juga disoroti sebagai faktor signifikan yang menyebabkan hasil pertanian menjadi tidak stabil akibat meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem dan bencana alam.
Sementara dalam penerapan ekonomi hijau, ia menekankan masih minimnya regulasi pendukung dan terbatasnya investasi di sektor energi terbarukan.
“Kesadaran masyarakat tentang pentingnya memadukan pembangunan ekonomi dengan kelestarian lingkungan juga masih perlu ditingkatkan,” katanya.
Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, ia telah menyiapkan strategi komprehensif yang akan segera diimplementasikan. Salah satunya, alokasi 10 persen dari total APBD Sumbar untuk pengembangan pertanian.
“Di sektor pertanian, langkah konkret yang akan diambil adalah pengalokasian 10 persen dari total APBD Sumbar untuk pengembangan sektor pertanian,” katanya.
Ia mengatakan bahwa dana tersebut akan difokuskan pada upaya peningkatan produksi, pengembangan industri hilir pertanian, serta penyediaan asuransi usaha tani sebagai jaring pengaman bagi para petani.
“Kami juga akan mendorong penerapan sistem pertanian berwawasan lingkungan yang terbukti dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan. Pengembangan sistem irigasi berkelanjutan menjadi prioritas untuk mendukung terciptanya ketahanan pangan,” katanya.
Dalam mendorong ekonomi hijau, Pemprov Sumbar berencana untuk meningkatkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, air, dan panas bumi.
“Langkah ini diyakini mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” katanya.
Diketahui, program ini merupakan bagian dari upaya strategis Pemprov Sumbar dalam menghadapi berbagai tantangan di sektor pertanian dan pelestarian lingkungan.
Sumber : www.rri.co.id