SUMATERA BARAT – Pemerintah pusat telah menyetujui rencana pembangunan jalan layang atau flyover di Sumatera Barat, khususnya di wilayah yang rawan longsor dan sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Proyek ini bertujuan mengurangi tingkat kecelakaan yang disebabkan oleh tikungan tajam di jalur-jalur ekstrem.
Proyek pembangunan jalan layang ini akan dilaksanakan melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Hutama Karya (HK) sebagai pelaksananya. Jalan layang tersebut dinamakan “Sitinjau Lauik” dan diharapkan dapat menghubungkan Kota Padang dengan Kabupaten Solok.
Menurut informasi dari pu.go.id, proyek ini tengah dalam tahap perencanaan dan evaluasi, termasuk kajian teknis dan pembiayaan. Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Barat, Thabrani, menjelaskan bahwa pembangunan jalan layang Sitinjau Lauik direncanakan sepanjang 2,78 km dan membutuhkan pembangunan 4 buah jembatan untuk menuntaskannya.
Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur di daerah, pembangunan flyover Sitinjau Lauik menjadi langkah cerdas untuk memperbaiki kondisi jalur-jalur yang rawan kecelakaan. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap konektivitas antara Kota Padang dan Kabupaten Solok.
Dalam perspektif investasi, rencana pembangunan jalan layang ini memiliki skala ambisius dengan panjang sekitar 10,5 kilometer dan nilai investasi mencapai Rp 4,8 triliun. Dengan dukungan BUMN, diharapkan proyek ini dapat dilaksanakan dengan efisien dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Sumatera Barat.
Dalam menghadapi tantangan geografis dan kecelakaan lalu lintas, pembangunan jalan layang Sitinjau Lauik dapat menjadi tonggak penting untuk meningkatkan keselamatan dan konektivitas di wilayah tersebut. Tetap memantau perkembangan proyek ini akan menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan implementasinya.(*)