PADANG PARIAMAN – Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang diadakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, pada tahun 2023 memberikan dampak positif yang nyata bagi para petani. Lokasinya di Kelompok Tani Al Muttaqin, Nagari Ulakan Tapakis, Padang Pariaman, SLI ini berlangsung sejak September 2023 dan mencapai puncaknya pada Jumat (12/1/2024) dengan digelarnya panen raya.
Hasil dari panen raya tersebut mencerminkan peningkatan produksi pertanian, baik yang menggunakan metode mulsa tanpa olah tanah (MTOT) maupun metode konvensional. Dalam metode MTOT, produksi padi mencapai 7.6 ton per hektare, sementara pada metode konvensional, produksi mencapai 4,9 ton per hektare. Ini menunjukkan peningkatan sebesar 3,5 persen dari produksi tahun 2022 yang sebesar 4,7 ton per hektare.
Dengan demikian, produksi pertanian tahun 2023 mencapai 7.6 ton per hektare, mengalami peningkatan signifikan sebesar 60,7 persen atau 2,87 ton per hektare dari produksi tahun 2022 yang sebesar 4.7 ton per hektare.
Kepala Stasiun Klimatologi Sumatera Barat, Heron Tarigan, menyatakan bahwa tujuan SLI untuk meningkatkan pemahaman petani terhadap iklim dan budaya pertanian telah berhasil tercapai. Peningkatan produktivitas pertanian dan hasil pre-test dan post-test yang mencapai sekitar 80 persen menjadi bukti nyata keberhasilan program ini.
Heron menambahkan, “Realita di lapangan menunjukkan bahwa petani sangat antusias mengikuti SLI karena ada materi, praktik, dan pendampingan.” Ia berharap agar petani yang telah mengikuti SLI dapat terus menerapkan ilmu yang diperoleh dan berbagi pengetahuan dengan petani lainnya.
Dengan metode MTOT yang terbukti meningkatkan produktivitas, Heron berharap metode ini dapat diterapkan lebih luas di wilayah lain untuk meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan petani.
Seorang petani dari Kelompok Tani Al Muttaqin mengakui manfaat besar yang diberikan oleh SLI. Ia berharap agar SLI terus diselenggarakan agar lebih banyak petani yang dapat merasakan manfaatnya. Dengan demikian, program ini tidak hanya menjadi sukses tetapi juga memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi para petani di daerah tersebut.(*)