RESPONRADIO.COM | PADANG PARIAMAN – Pada hari Sabtu, 4 Mei 2024, suasana Pantai Wisata Tiram di Kabupaten Padang Pariaman tidak seperti biasanya. Pantai ini, yang terkenal dengan hamparan pasirnya yang halus dan deburan ombak yang menenangkan. Kali ini dipenuhi oleh para pemangku kepentingan yang berkumpul untuk suatu acara yang sangat penting. Yaitu Kick Off Pendampingan Sertifikasi Halal 3000 Desa Wisata.
Kegiatan ini, yang dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Pariaman, H. Syafrizal, bersama sejumlah pejabat lainnya, termasuk M. Fadly yang mewakili Bupati Padang Pariaman. Merupakan bagian dari upaya nasional untuk mengakselerasi penerapan sertifikasi Wajib Halal. Ada nuansa semangat yang tinggi di udara, semua orang tampak serius. Namun antusias dengan program yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi banyak pihak.
H. Syafrizal, dalam sambutannya, menjelaskan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah konkrit dalam memenuhi ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021 tentang Jaminan Produk Halal. “Ada tiga kategori yang harus mendapatkan sertifikat halal sebelum 18 Oktober 2024,” ujarnya dengan tegas. Kategori tersebut mencakup makanan dan minuman, bahan baku serta jasa penyembelihan.
Mendengar ini, saya jadi teringat betapa pentingnya halal bukan hanya sebagai label pada produk, tetapi sebagai jaminan kualitas dan kepercayaan bagi konsumen yang kian hari kian kritis dan selektif dalam memilih produk. Di Indonesia, label halal memang menjadi sebuah keharusan, terutama jika ingin meraih hati konsumen mayoritas yang muslim.
Melangkah Bersama Menuju Halal: Kick Off Pendampingan Sertifikasi di 3000 Desa Wisata Kabupaten Padang Pariaman
Lebih jauh lagi, H. Syafrizal mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah rangkaian keempat yang dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan serentak digelar di seluruh Indonesia. Ini adalah bentuk sinergi yang luar biasa antara BPJPH dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. “Dari 170 Desa Wisata di Sumatera Barat, Kabupaten Padang Pariaman ambil bagian di 8 titik,” lanjutnya, memberikan gambaran konkret dari skala dan jangkauan program ini.
Tidak ketinggalan, ia juga menyentil tentang tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha pengolahan daging dan ayam dalam mendapatkan sertifikasi halal karena kendala teknis terkait Rumah Potong Hewan (RPH) dan Rumah Potong Unggas (RPU) yang belum tersertifikasi. Ini adalah momen yang menarik karena menunjukkan bahwa di balik program besar, ada detail-detail teknis yang juga perlu perhatian.
Bupati Padang Pariaman, yang diwakili oleh M. Fadly, menanggapi ini dengan sangat positif. “Ini adalah input berharga yang akan kami bawa ke pembahasan lebih lanjut dengan Bapak Bupati,” ujarnya. Saya kira, ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah sangat responsif terhadap dinamika dan kebutuhan yang muncul dari kegiatan seperti ini.
Baca Juga : Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur Usulkan Pendirian Rumah Sakit Tipe D di Utara Wilayahnya
Acara ini juga diisi dengan kunjungan dan sosialisasi ke stan pameran produk UMKM, yang mendapat sambutan hangat dari para pelaku UMKM seperti Retno Handayani. “Program sertifikasi gratis ini sangat membantu kami. Masyarakat jadi lebih yakin membeli produk UMKM,” tuturnya dengan senyum.
Momen-momen seperti ini adalah pengingat betapa pentingnya sebuah sinergi dan kerja sama antar-lembaga serta antara pemerintah dan masyarakat. Di Pantai Wisata Tiram hari itu, saya menyaksikan lebih dari sekadar peluncuran program, tetapi juga sebuah komitmen kuat untuk mendukung kehidupan ekonomi masyarakat, khususnya di desa-desa wisata yang menaruh harapan besar pada keberhasilan sertifikasi halal ini. Sertifikasi halal tidak hanya simbol kepercayaan, tetapi juga menjadi pintu menuju pasar yang lebih luas dan lebih inklusif.(*)