PADANG PARIAMAN – Berita terbaru dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan serius terkait potensi bencana di Provinsi Sumatra Barat. Menurut analisis dinamika atmosfer pada tanggal 4 Januari 2024, dua kabupaten di provinsi tersebut dinyatakan dalam status siaga bencana dari tanggal 4 hingga 10 Januari 2024 mendatang.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman, Desindra Deddy Kurniawan, menjelaskan bahwa analisis tersebut menunjukkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan peluang terjadinya cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi di Sumatra Barat. Diantara potensi bencana yang dapat timbul adalah banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
Menanggapi kondisi ini, BMKG menyarankan khususnya kepada Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan untuk tetap waspada. Kabupaten Solok, terutama wilayah Tigo Lurah dan Hiliran Gumanti, berada dalam kondisi siaga, sementara Kabupaten Solok Selatan, terutama wilayah Koto Parik Gadang Diateh dan Sangir Batang Hari, diimbau untuk tetap waspada.
Selain itu, Kabupaten Pasaman Barat, Pasaman, Agam, Limapuluh Kota, Tanah Datar, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Dharmasraya, dan Kota Padang Panjang juga diperkirakan akan terdampak oleh bencana hidrometeorologi tersebut.
Dalam keterangannya, BMKG mengimbau masyarakat agar selalu mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi dengan mengenali titik-titik rawan bencana. Masyarakat juga disarankan untuk memperbarui informasi cuaca sebelum melakukan aktivitas, serta mencari lokasi yang aman jika hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama terjadi.
BMKG juga menekankan pentingnya mengikuti arahan atau informasi yang diberikan oleh petugas terkait kebencanaan. Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko yang mungkin timbul akibat bencana hidrometeorologi.
Dengan adanya peringatan ini, diharapkan masyarakat dapat bersiap-siap dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dan harta benda mereka. Berita ini dapat menjadi panggilan untuk meningkatkan kesadaran akan potensi bencana alam dan pentingnya kewaspadaan di wilayah-wilayah yang rentan. Semoga, dengan langkah-langkah yang tepat, dampak bencana dapat diminimalkan, dan keselamatan masyarakat tetap terjaga.(*)