Menelusuri Jejak Sejarah: Terowongan Belanda yang Menjadi Objek Wisata Mistis di Riau-Sumbar

SUMATERA BARAT – Indonesia, dengan sejarahnya yang kaya, menyimpan berbagai situs peninggalan Belanda yang masih tegak berdiri hingga kini. Salah satu yang menonjol adalah terowongan di Provinsi Riau, yang dulunya memiliki fungsi vital dan kini telah menjadi daya tarik wisata di daerah tersebut.

Terowongan ini terletak di Desa Melangin, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Riau, dan menjadi ikon Provinsi Riau karena pernah berperan penting dalam sistem distribusi antara Riau dan Sumatera Barat.

Dulu, terowongan ini menjadi jalur vital untuk mengantarkan distribusi, mulai dari sayuran hingga sembako. Dengan panjang sekitar 100 meter, terowongan peninggalan Belanda ini menjadi saksi bisu perjalanan berbagai kendaraan, termasuk mobil distribusi, yang melintasinya.

Fungsinya berkembang seiring waktu, dan setelah Belanda meninggalkan Indonesia, terowongan ini terus digunakan sebagai jalan utama antara Riau dan Sumatera Barat. Namun, pada tahun 1990, sebagian jalannya terendam akibat proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Koto Panjang.

Meskipun tak lagi berfungsi sebagai jalur distribusi utama, terowongan ini menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan telah dijadikan destinasi wisata di Riau. Meski memiliki daya tarik mistis dengan suasana gelap tanpa penerangan, suara kelalawar, kelembaban dinding, dan aroma urine kelalawar, pengunjung yang berhasil melewati terowongan akan disuguhkan dengan pemandangan perbukitan dan hutan nan sejuk.

Bagi para petualang dan pecinta sejarah, perjalanan menuju terowongan ini membutuhkan waktu sekitar 1 setengah jam dari kota Pekanbaru. Meskipun suasana di dalam terowongan mungkin membangkitkan ketegangan, pengalaman yang diberikan dan keindahan alam di sekitarnya membuat setiap langkah perjalanan terasa sangat berharga. Terowongan ini bukan hanya menyimpan jejak sejarah, tetapi juga memperkaya pengalaman wisata di Provinsi Riau.(*)

Buka chat
1
Scan the code
Hello 👋
Apa yang dapat kami bantu?