SUMATERA BARAT – Pada kontestasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024, pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka menghadapi kekalahan yang signifikan. Dengan tabulasi suara mencapai 93 persen dari jumlah pemilih 3.956.000, pasangan ini hanya meraih 39,02 persen suara. Sementara pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar unggul dengan perolehan 56,83 persen. Kekalahan Prabowo-Gibran ini menjadi sorotan utama di Sumatera Barat, terutama karena adanya isu-isu hoaks dan fitnah yang tersebar luas.
Baca Juga : Exploring the Beauty of Agam: Empat Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat
Menurut Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo – Gibran di Sumatera Barat, Andre Rosiade, penurunan suara Prabowo terjadi akibat serangan isu hoaks dan fitnah. Khususnya terkait keterlibatan Prabowo dalam pemerintahan Joko Widodo. Hasil tabulasi suara menunjukkan bahwa pasangan ini terpapar negatif oleh isu-isu tersebut, memengaruhi persepsi masyarakat Sumatera Barat.
Kekalahan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024: Isu Hoaks dan Fitnah Berdampak Besar
Berdasarkan perhitungan suara, pasangan Prabowo-Gibran mendominasi di Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Sumatera Barat. Yang melibatkan kota-kota seperti Padang, Solok, dan Sawahlunto, serta sejumlah kabupaten di sekitarnya. Meskipun kalah secara keseluruhan, klaim kemenangan sebelumnya yang mencapai 80 persen oleh tim kampanye Amin terbantahkan dengan perolehan suara sebesar 56,83 persen.
Andre Rosiade menegaskan bahwa, meskipun kalah dalam Pilpres 2024, Prabowo Subianto akan tetap memberikan perhatian khusus kepada Sumatera Barat. Wilayah ini dianggap sebagai rumah kedua bagi Prabowo, dan komitmen untuk memperhatikan masyarakat yang tidak memilihnya akan tetap dipegang teguh.
Meski hasil akhir pilpres tidak sesuai harapan, Tim Kampanye Daerah Prabowo – Gibran tetap berterima kasih kepada masyarakat Sumatera Barat yang telah memberikan dukungan. Kekalahan ini menjadi pelajaran penting tentang dampak negatif isu-isu hoaks dan fitnah dalam arena politik. Yang mungkin memengaruhi keputusan pemilih dan hasil akhir suatu kontestasi.(*)